Kamis, 22 Januari 2015

Nusa Lembongan, Sensasi Berbeda Pulau Dewata



Nusa Lembongan, Sensasi Berbeda Pulau Dewata

Bicara tentang Bali biasanya pikiran kita akan langsung tertuju pada Tanah Lot, Kuta, Sanur, Legian atau Jimbaran. Padahal, ternyata Bali masih menawarkan begitu banyak destinasi menarik lainnya yang menanti untuk dikunjungi. Salah satu tempat menarik yang mengundang rasa penasaran saya adalah Nusa Lembongan. Nusa Lembongan adalah salah satu pulau kecil di Bali yang menjanjikan panorama alam dan laut yang indah, kearifan lokal yang masih terjaga, serta menyediakan beragam jenis wisata menarik, seperti snorkeling, diving, hingga mangrove forest tour.

Untuk sampai ke Nusa Lembongan tak sulit namun agak sedikit memakan waktu. Hingga saat ini, perjalanan menuju Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh melalui jalur laut menggunakan kapal kayu penduduk atau speed boat. Transportasi yang saya pilih waktu itu adalah speed boat yang berangkat tiap 1 jam dari Dermaga Pantai Matahari Terbit, Sanur menuju Nusa Lembongan. Pembelian tiket speed boat tujuan Nusa Lembongan dapat langsung dibeli di loket yang tersedia di Dermaga Sanur dengan harga tiket sebesar Rp100.000 per orang untuk satu kali perjalanan. Itu artinya, jika teman traveler ingin membeli tiket pulang – pergi sekaligus Anda harus merogoh kocek sebesar Rp200.000 per orang. Perjalanan menggunakan speed boat akan memakan waktu kurang lebih 30 menit, dan speed boat akan berlabuh di Dermaga Jungutbatu, Nusa Lembongan.

Dermaga Sanur

Dermaga Sanur
Begitu sampai di Dermaga Jungutbatu, Anda akan langsung berjumpa dengan banyak penjaja motor sewaan. Jangan heran, sebab motor memang satu-satunya transportasi yang paling pas digunakan untuk mobilisasi di pulau ini. Meskipun begitu, adapula sepeda dan angkutan semacam mini shuttle bus yang umumnya sengaja disediakan oleh para pemilik hotel atau cottage untuk para tamu yang menginap di tempat mereka. Untuk menyewa motor, Anda harus membayar sebesar Rp100.000 per hari. Harga tersebut sebenarnya masih bisa kurang jika Anda mau sedikit bekerja keras untuk menawar hehe...

Berkeliling mengeksplorasi Nusa Lembongan dengan bersepeda motor memberikan challenge dan keseruan tersendiri. Terlebih, medan yang harus ditempuh tidak terlalu mulus, naik turun berkelok-kelok dikelilingi birunya panorama laut berselingan dengan perbukitan dan hutan-hutan lebat. Sesekali saya berhenti dan turun sejenak dari motor untuk mengabadikan keindahan yang ada di sekitar dalam bidikan kamera.

Selain masalah transportasi, masalah lain yang sering memicu kekhawatiran saat liburan adalah soal hotel atau penginapan. Namun, kekhawatiran tersebut tak berlaku ketika saya berada di Nusa Lembongan. Sebabnya, ada begitu banyak hotel ataupun cottage yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, tetapi harganya sangat terjangkau. Bisa saya katakan bahwa Nusa Lembongan sangat cocok bagi budget traveler seperti saya karena di sana kita masih bisa menemukan hotel atau cottage dengan harga kamar Rp200.000-an per malam, namun sudah lengkap dengan fasilitas layaknya hotel mahal, seperti swimming pool.     

Tak seperti Legian, Ubud, Jimbaran, atau destinasi wisata lainnya di Bali yang sudah begitu ramai dengan hiruk-pikuk wisatawan hingga 24 jam nonstop, Pulau Nusa Lembongan terbilang masih cukup hening, sangat cocok sebagai tempat relaksasi dari kepenatan. Kalaupun ada, wisatawan yang menyambangi pulau ini belum seramai seperti di tempat-tempat lainnya, dan kebanyakan di antara wisatawan yang berkunjung ke Lembongan justru wisatawan asing, bukan turis lokal.

Penduduk Lembongan pun terbilang tak terlalu padat, dan menariknya, mereka masih sangat mempertahankan keramahan, kesederhanaan, serta kearifan lokal mereka di saat harus berinteraksi dengan para wisatawan yang “bertamu” ke desanya. Siang hari berjalan sunyi di Lembongan, dan saat malam tak ada hingar-bingar musik atau kerlap-kerlip lampu nightclub. Pukul 22.00 WITA, kebanyakan masyarakat termasuk para wisatawan yang bermalam di Lembongan sudah tak melakukan aktivitas apapun di luar rumah atau penginapan. Jam 10 malam, Lembongan sudah gelap gulita hehe...

Nusa Lembongan

Dermaga Jungutbatu

Dermaga Jungutbatu
Panorama Point

Ada satu spot yang tidak boleh dilewatkan jika kita berkunjung ke Nusa Lembongan, yaitu Panorama Point. Panorama Point terletak tak jauh dari Dermaga Jungutbatu, hanya berkisar 15 menit menggunakan motor. Panorama Point adalah sebuah spot yang berada di atas perbukitan, di mana dari spot tersebut kita dapat menyaksikan hamparan keindahan panorama Nusa Lembongan dari kejauhan yang tampak seperti lukisan.

Panorama Point

Panorama Point
Mangrove Forest Tour

Mungkin diving atau snorkeling sudah menjadi aktivitas yang biasa saat kita mengunjungi Bali. Jika ingin sesuatu yang berbeda, mangrove forest tour bisa menjadi aktivitas yang menarik untuk dicoba. Inilah salah satu aktivitas yang paling ingin saya lakukan ketika berada di Nusa Lembongan, dan akhirnya kesampaian. Mangrove forest tour menawarkan kegiatan eksplorasi hutan mangrove atau bakau menggunakan perahu kayu. Kita akan dibawa berkeliling hutan mangrove dan menikmati liarnya alam pesisir selama kurang lebih 1 jam. Benar-benar menghadirkan sensasi berbeda.

Untuk mendapatkan itu semua, kita hanya perlu membayar sebesar Rp150.000 yang merupakan ongkos sewa sebuah perahu kayu berkapasitas 2 orang lengkap dengan 1 orang pendayung yang sekaligus akan menjadi guide selama perjalanan. Beruntungnya saya, waktu itu saya bisa mendapatkan harga yang lebih murah, hanya sebesar Rp100.000, setelah berusaha keras menawar harga pada si pemilik perahu hehe...

Mangrove Forest

Mangrove Forest

Mangrove Forest

Mangrove Forest
Sebelum memulai perjalanan menggunakan perahu kayu, kita terlebih dahulu harus berjalan kaki memasuki area hutan bakau dan menyeberangi sebuah jembatan kayu yang kanan kirinya dipenuhi pepohonan bakau. Ada sedikit kengerian saat mulai memasuki area rawa, saya khawatir bagaimana jika tiba-tiba ada buaya atau ular besar muncul di hadapan?! (Mungkin efek terlalu banyak nonton film haha...)

Setelah melewati jembatan kayu, barulah kita sampai pada dermaga kecil tempat berlabuhnya perahu-perahu kayu. Dari sanalah perjalanan mangrove forest tour dimulai. Saya bersama dengan seorang teman menaiki sebuah perahu kayu kecil dengan ditemani pendayung sekaligus guide kami yang bernama Pak Wayan. Perjalanan mengelilingi hutan mangrove kami mulai, satu persatu hal menarik kami temui di tengah perjalanan tak ayal membuat kami berdecak kagum. Mulai dari merasakan suasana hutan dan rawa yang hening diselingi sesekali kicauan burung, dikejutkan oleh Biawak yang tiba-tiba berlarian dari satu batang pohon ke pohon lainnya, hingga indahnya pemandangan laut lepas disaksikan dari tepi hutan bakau. Benar-benar pengalaman yang luar biasa.     

Mangrove Forest Tour

Mangrove Forest

Mangrove Forest

Nusa Lembongan, Pulau Penghasil Rumput Laut

Salah satu pura di Jungutbatu, Nusa Lembongan
Selain panorama point dan hutan mangrove-nya, Nusa Lembongan juga memiliki banyak pura-pura cantik yang sayang jika tidak diabadikan dalam bidikan kamera. Namun, ada satu lagi ciri khas lain dari pulau ini, yakni rumput lautnya. Nusa Lembongan dikenal sebagai penghasil rumput laut. Sebagian besar masyarakatnya yang tinggal tak jauh dari pantai menjadikan budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian. Saat berkeliling pulau ini, jangan heran, jika teman traveler akan melihat begitu banyak hamparan rumput laut yang sedang dikeringkan hampir di setiap halaman rumah penduduk. Bahkan karena saking banyaknya, aroma rumput laut yang sangat khas pun akan tercium dari jauh.

Aktivitas masyarakat Lembongan pada siang hari

Masyarakat Lembongan menjadikan budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian

Rumput laut yang sedang dikeringkan di halaman rumah penduduk

Rumput laut yang sedang dikeringkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar